Rabu, 28 November 2007

kampus,,,,,,,tempatku menggali


Kriiiii….ng,,,,kriiiiiiiiiiiiiii……ing!!!!!!!!!!!!alarm ponsel berbunyi tepat pukul 6 pagi, namun Tania belum juga membuka matanya,,,padahal perkuliahan dia di mulai pukul 7.30. jam terus berputar,jarum pendek pun telah menunjuk angka 7 dan masih dengan suara dengkurannya, Tania belum membuka matanya,padahal seperti biasa Tania tidur tengah malam,mungkin dia masih terlalu cape karena mengerjakan tugas di tengah malam yang sunyi,sudah menjadi kebiasaanya dia mulai tidur tengah2 malam,maklum sudah menjadi tuntutan kuliahnya dia mulai beradaptasi seperti itu. Sinar matahari menembus kamar Tania secara perlahan sampai sinar itu semakin meninggi.Tania pun mulai sayup2 membuka matanya dan sontak dia terkejut melihat jam sudah menunjuk pukul 7.15. Dengan wajah bingung, Tania bergegas beranjak dari tempat tidur berwarna hijau muda dengan tergesa-gesa mulai mengemasi buku-buku kuliahnya, dengan kacau balau dia pun ke kamar mandi untuk sekedar mencuci mukanya dan saat menggosok gigipun seolah pasta gigi numpang lewat di mulutnya. Dengan tergesa-gesa dia mulai menambil tas kesayangannya tanpa ingat akan sarapan pagi dia langsung bergegas mengejar waktu,pergi menuntut ilmu di kampusnya itu.

Sepenggal cerita di atas mungkin pernah kita lihat di kehidupan kita,atau mungkin kita sendiri pernah mengalaminya? Khususnya bagi kita,para intelektual muda(baca: mahasiswa) yang hidup merantau,jauh dari orang tua , orang yang kita sayangi. Semua yang kita dapat dan rasakan di rumah drastic berputar 180 derajat saat kita telah menempati rumah baru kita ( baca : kosan/kontrakan) di pinggir kampus. Sangat banyak yang harus di atur ulang dalam hidup kita khusnya bagi mahasiswa yang hidup jauh dari orang tua ( baca : hidup merantau). Hari demi hari di lalui dengan suasana baru, teman baru dan mungki pacar baru!!!hehehe tanpa adanya orang tua, orang yang kita sangat sayangi di samping kita. Namun begitu, mulai saat itu secara sadar atau tidak kita mulai membentuk kemandirian dan mulai menyiapkan sesuatu untuk menghadapi tantangan hidup di sana. Namun, bagi mereka yang bersifat “manja” saat di rumah, mereka akan butuh lebih keras untuk mewujudkan sebuah kemandirian di alam yang baru di dunia yang barunya itu (kosan). Bagi kita akan sangat terasa apabila kita (anak kos) pada suatu saat sanagat membutuhkan orang tua /orang yang kita sayangi,namun mereka tidak ada di samping kita,misalnya : saat kita merindukan mereka, saat kita sedang sakit. Tak sedikit semua itu menjadi sebuah kesedihan bagi kita, yang seharusnya”kesedihan” itu tak mesti terjadi. Tak sedikit pula dari kita (anak kos) khususnya para perempuan,mereka melampiaskan emosi nya dengan menangis, mengeluh dan apapun yang keluar dari emosinya itu hanyalah bagian dari sebuah proses adaptasi untuk menjadikan diri menjadi lebih mandiri nantinya .

Namun, ada banyak pula mereka(anak kos) yang tangguh, yang sudah memegang basic kemandirian yang di dapat dari lingkungan rumahnya, saat hidup di tempat barunya itu mereka tak kaget dan bahkan mereka cenderung mudah untuk beradaptasi., melewati hari yang terus berlari. Akhirnya, akan menjadi batu loncatan untuk para anak kos untung menantang lingkungan dan membuat hidup semakin bermakna.Dengan pola hidup baru, para mahasiswa saat dalam proses pemelajaran di kehidupan barunya itu mulailah timbul kebiasaaan2 baru,missal: mereka akan mulia sering tidur larut malam,mereka akan terus aktif di sepanjang malam,seolah mereka menjadi manusia ½ robot. Iru sedikit contoh saja,semua itu karena tuntutan perkuliahan,lingkungan dan bahkan pergaulan.semua kembali pada diri kita masing masing, apakah kita mau secara sadar untuk mulia mengatur hidup kita,di tempat baru di lingkungan baru,di kosan atau di perkulihan.penulis pun (nuryaman) merasakan semua itu.....when we create our habits,then our habits create us”

Tidak ada komentar: