Gelar Budaya Nusantara adalah acara budaya yang digagas Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di Taman Mini Indonesia Indah sebagai upaya
agar berbagai tradisi dan kebudayaan Indonesia tetap hidup dan
diapresiasi. Untuk tahun 2012 ini, yaitu akhir Oktober lalu, acara-acara
budaya yang digelar secara umum adalah ritual pangan.
Daerah-
daerah yang diangkat kali ini adalah Kasepuhan Cisitu (Banten),
Paninjauan (Sumatera Barat), Tutup Ngisor (Jawa Tengah), Dayak Kahan
Bahau (Kalimantan Timur), Osing (Banyuwangi, Jawa Timur), Manggarai
(Nusa Tenggara Timur), dan Ngara Toro (Sulawesi Tengah).
Gelar
Budaya Nusantara 2012 (GBN) sudah berlangsung dengan baik dan pemenang
lomba fotonya juga sudah diumumkan. Yang menarik untuk dibahas adalah
lomba fotonya. Terlihat bahwa sebagian besar peserta lomba telah gagal
menyajikan foto dengan baik sesuai standar lomba. Sebagian besar foto
yang masuk adalah foto-foto sekadar dokumentasi acara GBN tersebut alias
secara estetika tidak menarik.
”Bagus”-nya sebuah foto bisa
dibagi menjadi dua definisi. Definisi pertama adalah bagus yang artinya
sesuai dengan target untuk apa foto itu dibuat. Sebagai contoh, foto
untuk pasfoto yang bagus adalah yang tidak memejamkan mata, juga
proporsi ukuran wajah dan bidang fotonya seimbang. Namun, foto bagus
untuk pasfoto belum tentu bagus untuk hiasan dinding, bukan?
Sementara definisi kedua adalah indah yang artinya menyenangkan untuk
dilihat. Walau begitu, indah untuk si A belum tentu indah untuk si B.
Foto bagus belum tentu indah. Sebagai contoh adalah soal pasfoto tadi.
Sebaliknya, foto indah belum tentu bagus. Foto artis cantik tersenyum
mungkin indah dan menyenangkan untuk dilihat. Namun, kalau dipakai untuk
KTP, mungkin ditolak petugas kelurahan alias dianggap tidak bagus.
Untuk kategori perlombaan foto, agar sebuah foto bisa menang, harus
bagus sekaligus indah. Bagus di sini adalah bisa merekam sebuah titik
penting GBN, sementara indahnya adalah menyenangkan untuk dilihat, tidak
ruwet, dan sebagainya. Pada ajang lomba foto GBN 2012 ini, sebagian
besar foto yang masuk tidak indah dan juga tidak bagus.
Ketidakbagusan foto kontestan umumnya terjadi karena:
1. Tidak terlalu terasa suasana acara GBN karena terlalu banyak hal
tidak penting masuk ke dalam gambar. Hal tidak penting adalah
benda-benda atau manusia yang walau memang ada di lokasi, secara umum
tidak khas GBN
2. Disajikan dengan salah, misalnya memotret
satu titik acara, tetapi bukan titik penting acara tersebut. Yang
melihat foto tersebut tidak merasa mendapat impresi dari acara.
Sementara ketidakindahan foto kontestan terjadi karena:
1. Memakai lensa yang tidak sesuai, misalnya seharusnya dibutuhkan lensa tele, tetapi memakai lensa pendek.
2. Memakai lensa dan setting yang tidak sesuai. Dibutuhkan latar
belakang yang blur, tetapi karena salah setting atau memang kemampuan
lensanya tidak memadai, jadilah fotonya tajam di segala area. Akibatnya,
tidak ada bagian yang menonjol di dalam foto alias semua menonjol dan
tak jelas mau ”bicara” apa.
3. Salah memilih angle alias salah
memilih sudut pemotretan. Salah angle mengakibatkan foto menjadi tidak
enak dilihat. Memang, masalah angle adalah masalah yang tak bisa
didefinisikan dengan tegas karena juga menyangkut selera. Namun, foto
yang salah angle bisa dirasakan semua orang alias memang tak enak
dilihat. Begitu banyaknya saingan yang ikut memotret membuat pemilihan
angle menjadi sulit.
Selanjutnya, ini adalah kiat-kiat memotret acara budaya, terutama on the spot seperti GBN 2012 ini:
1. Usahakan tahu persis tipe acara yang digelar: apakah tari, acara
ritual atau demonstrasi sebuah kegiatan. Pelajari apa saja esensi acara
itu. Kalau tari, bagian mana yang sangat menggambarkan tarian itu. Cari
ciri khas tarian itu. Kalau acara ritual demo kegiatan budaya, cari mana
titik terpenting dari kegiatan itu, titik yang memang mewakili semua
kegiatannya.
2. Cari angle terbaik, dalam arti bisa
menggambarkan poin nomor satu tadi, tetapi juga bisa mengisolasi latar
belakang agar hanya bagian penting yang masuk bidang foto.
3.
Pakailah lensa yang mudah untuk membuat blur latar belakang, mudah
membuat isolasi. Secara umum, untuk lomba foto on the spot seperti GBN
2012 ini, lensa tele dan wide angle ekstrem adalah yang terbaik
mengingat banyaknya peserta saingan dan juga sempitnya area. Lensa
tanggung seperti 18-55 mm sulit untuk bisa menghasilkan foto indah dan
bagus di area seperti GBN 2012.
source: kompas.com